K*n*e* ...
-
Satu ... jatuh ...
luruh ... ke bumi ...
dua ...Rindu ...
ada disisi ...
satu dua ...ingin kupeluk dalam genggam malam yang sudah jatuh pagi ...ydk
.
6 tahun yang lalu
Sebuah film drama romantis yang diperankan oleh Julia Robert berjudul Eat Pray and Love mengisahkan kehidupan Liz Gilbert seorang wanita yang menyadari perkawinannya tidak bahagia, lalu memutuskan untuk bercerai. Namun perceraian itu terasa menyakitkan bagi dirinya dan memutuskan untuk mencari kebahagiaan dan kedamaian dengan pergi keliling dunia yakni ke Itali, India dan akhirnya menemukan cintanya di Bali. Di Itali ia menemukan beragam makanan yang sangat menarik, di India ia menemukan kedamaian di hati, dan di Bali, Liz menemukan cinta sejatinya.



Dari sana mampir ke Cibulan, tempat pemandian umum bareng dengan ikan, yang dijuluki Ikan Dewa. Dibelakangnya ada kawasan sumber air 7 sumur. Konon siapa yang cuci muka di sana bisa awet muda.. halah.. (?) Iseng-iseng kesana, bersama Doni, Ando, dll lalu nyobain airnya.. wuiih segerr.. Lalu ada Kabul, katanya hati-hati loh. Iya, tenang saja, gak mungkin kita menggadaikan aqidah, tadi cuma numpang cuci muka aja koq, tida ada niatan lain, jawabku. “Oh syukurlah”, kata Kabul.
Tiba di Grage Sangkan Hotel SPA sekitar Pk 15.00. Karuan, yang pertama dituju adalah SPA. SPA adalah Soluse Per Aqua atau Sante Per Aqua yang berasal dari Bahasa Latin, artinya sehat dengan air. Habis lelah jalan-jalan, memang paling enak kalau SPA. Bisa relaks sambil berendam di air hangat, 36 derajat Celcius, yang bersumber dari Mata Air Gunung Ciremai. Seperti Liz Gilbert yang meditasi, disini kita juga “meditasi”, nikmat sekali berendam di Hot Spring Water Ciremai sebuah kolam besar dengan beberapa titik pijatan.
Ikutan seperti Julia Robert.. eh Liz Gilbert yang meditasi di Bali, kita juga meditasi disini sambil mengingat Allah Sang Pencipta. Menurut Deepak Chopra dalam bukunya “Quantum Healing” .. The Mind and Body are Parallel Universe, anything that happen in the mental universe, must leave track in the physical One.. artinya kurang lebih bila ada gangguan mental akan menyebabkan juga gangguan pada raga. Selain untuk relaksasi, juga ada fasilitas untuk kecantikan. Jadi sehabis spa, langsung lanjut Body Scrub dengan Green Tea. Keluar dari ruang spa langsung segaaarr rasanya.
Berdoa dan sholat alias Pray, senantiasa ada dalam perjalanan ini. Alhamdulillah ada Razwan yang biasa dipanggil Ijal senantiasa memimpin kami untuk beroda bersama, dari berangkat, pulang saat makan malam bersama.. Berdoa untuk kita semua, juga untuk teman-teman yang sudah berbaik hati menyelenggarakan acara ini. Ivan, Chandra, Harip, Didin, dan teman-teman semua.. Doa untuk kita bersama. Kabul pun senantiasa mendoakan kita. Sepertinya dia memang menyiapkan waktu khusus jam 3 pagi pasang weker.. untuk sholat dan berdoa.. semoga doa Kabul terkabul. Amiin.














Waktu menujukkan pukul 15.30. lalu kami menuju Ullen Sentalu, Museum Kebudayaan Jawa yang terletak di Kaliurang Yogyakarta. Setiba disana, nyaris tutup, karena museum buka sampai pukul 16.00. Dengan harga tiket Rp 25.000, kita bisa melihat sebuah jendela warisan kekayaan budaya dan sejarah. Bukti peradaban Jawa yang diwakili oleh Kerajaan Mataram. Lukisan-lukisan cantik dan batik terpampang selayaknya gallery. Sungguh indah. Namun sayang, sewaktu tiba disana hujan, sedangkan untuk ke beberapa bagian gedung harus melewati jalan keluar yang tak beratap, sehingga kami berlari-lari sambil kehujanan. Yang seru adalah tour guidenya, namanya kalau tidak salah Mbak Ida. Lucu banget.. benar-benar bikin orang tertawa.. wajah dan penampilannya kocak, cara menyampaikannya juga bikin orang geli. Dia buat istilah top markotop (maksudnya top banget gitu), terus bilang oke jadi occe.. Kata Hari penampilannya mirip ibunya Bart Simson.. he..he.. Tapi kami salut sekali dengan si mbak tadi, pengetahuan sejarahnya dan urut-urutan raja, ratu, isteri, selir, dll hafal diluar kepala. (yah terang saja namanya guide..). Sayang kami tidak boleh mengambil foto di dalam museum.
Malam hari, kami melanjutkan wisata kuliner. Gak sah, kalau ke Yogya gak makan gudeg. Jadi.. tentu saja kami kejar gudeg yang paling enak sedunia ? yakni Gudeg Permata di Jalan Gajah Mada, depan Bioskop Permata. Jangan membayangkan restoran yang mewah disini syukur-syukur bisa duduk di dalam tenda, karena yang makan banyak.. sebagian besar bahkan duduk lesehan di emperan toko. Bersyukur kami datang lebih awal, sebelum pk 21.00 (buka jam 9 malam). Jadi masih dapat tempat duduk di dalam tenda. Dan benar enakk banget.. bumbunya banyak, dan sambel goreng kreceknya itu mantep deh.. Kata Tosan, gudeng ini langganannya Katon, kalau ke Yogya dia selalu mampir kesini.
25 Januari 2008, rencananya hari ini akan pergi ke Solo. Tira dan Hari ingin sekali makan SGPC. Awalnya saya bingung, apaan sih itu? Oalah, gak tahunya Sego Pecel. Jadi, dalam perjalanan ke Solo, rombongan mampir dahulu untuk sarapan SGPC Bu Wiryo 1959 di Jalan Agro CT VIII Klebengan, yang katanya melayani UGM sejak tahun 1959. Wah berarti sang doktor atau profesor dari UGM termasuk “alumninya” si mbok ya? Tapi memang enak.. bumbu kacangnya tuh ‘medok’ banget. Dan sayur rebusannya masih segar2, ditambah tempe, krupuk dan minum juice tomat atau juice jeruk..hmm enak deh.
Nah, tibalah saatnya makan “siang” yang sebenarnya sudah sore. Waktu menunjukkan pukul 16.30 sore. Bebek Goreng Slamet di Sedahromo Lor, Kartasura, sudah menanti. Setiba disana Didien yang ingin segera pesan dicuekin oleh sang penjual. “Kenapa sih orangnya cuek banget?” tanyanya. Ternyata restonya baru buka pk 17.. oalah pantas saja mereka belum mau meladeni kami. Setelah pesanan makanan terhidang semua.., ya ampun ini benar-benar ennakk deh. Tira bilang, “Top Markotop” meniru ucapan si Mbak Ida, tour guide kemarin di museum. Didien bilang, “kog bisa sih daun pepayanya gak pahit?” Terus kata Diah.. sambalnya mantap pedasnya. Tadinya kami berpikir nasinya gak habis.. biasa pesan setengah. Tapi ternyata satu piring habis bis.. ludes.
Masya Allah. Nikmat sekali. Rina terlihat sangat lahap. Hari bilang, katanya kalau wisata kuliner, sebaiknya cuma sekedar icip-icip saja, gak perlu dihabisin, karena banyak makanan yang akan kita jajal, kalau perlu satu piring untuk berdua. Eh.. tapi ternyata dia juga habis.. barangkali kurang malah.. he..he.. Dan yang bikin bingung, murah meriah.. untuk 11 orang, gak sapai 250ribu rupiah !
26 Januari 2008, bersdiap-siap untuk pulang ke Jakarta. Koper sudah standby di depan kamar. Jadwal keberangkatan pesawat pk 16.30. tapi pagi hari kami sudah siap untuk mampir terlebih dahulu untuk makan mpek-mpek Nyonya Kamto. Hari yang dahulu sempat kuliah di Yogya bilang, “mpek-mpek ini enak banget, lebih enak dari mpek-mpek Palembang, gue tuh paling penasaran ingin kesini dari kemarin”, katanya. Dan benar enak, ikan tenggirinya terasa banget. sampai pada nambah.. hmm yummi.


