EAT PRAY LOVE @ Kuningan
Sebuah film drama romantis yang diperankan oleh Julia Robert berjudul Eat Pray and Love mengisahkan kehidupan Liz Gilbert seorang wanita yang menyadari perkawinannya tidak bahagia, lalu memutuskan untuk bercerai. Namun perceraian itu terasa menyakitkan bagi dirinya dan memutuskan untuk mencari kebahagiaan dan kedamaian dengan pergi keliling dunia yakni ke Itali, India dan akhirnya menemukan cintanya di Bali. Di Itali ia menemukan beragam makanan yang sangat menarik, di India ia menemukan kedamaian di hati, dan di Bali, Liz menemukan cinta sejatinya.

Namun, tak perlu harus mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu yang dapat menenangkan hati dan pikiran. Tak perlu repot-repot dan melakukan perjalanan jauh ke Eropa atau India.. cukup melakukan perjalanan dan liburan bareng bersama teman-teman ke Kuningan, Cirebon. Disana ada Spa yang berasal dari sumber air panas Gunung Ciremai, serta pemandangan yang indah. Dan lebih menyenangkan lagi bila bepergian bersama teman-teman SMA.

Pukul 05.30 sudah siap di stasiun Gambir untuk naik Kereta Argojati. Tidak disangka bisa terkumpul hampir 60 orang untuk ikut jalan-jalan ini. Semua antusias dan bersemangat menikmati acara ini. Satu persatu bermunculan di stasiun dengan wajah cerah ceria, tegur sapa dan gelak tawa menambah riuh suasana..

EAT



Di stasiun, Doni sudah menyiapkan sarapan nasi kotak untuk semua peserta. Setelah masuk kereta, satu gerbong penuh untuk rombongan kami. Nasi dibagikan satu per satu.. berhubung sudah lapar dan belum sarapan, begitu kereta berangkat pukul 06.00. Langsung disantap nasi beserta lauknya telur dadar, tempe, sayur hmm enak deh. Telur dadarnya tuh gak seperti biasa, diberi bumbu-bumbu.. yang rasanya sedaap. Kalau mau lontong juga ada. Lontong isi atau biasa disebut Arem-arem, didalamnya berisi tumisan daging cincang, wortel dan kentang.. lalu ada ranjaunya cabe rawit. Tira bawa Macaroni Schotell yang berasa banget kejunya. Sedaap.. Top deh rasanya. Belum selesai sarapan, Diah Zulfah membagikan kantong untuk sampah.. menyelipkan pesan agar jangan buang sampah sembarangan, lalu gak lama kemudian di balik lagi menawarkan cemilan, ada kacang, keripik, permen, dan lain-lain. Komplit deh.



Kalau jalan-jalan begini memang tepat sembari menikmati kudapan lokal daerah setempat. Kuliner asal Cirebon, apalagi kalau bukan Empal Gentong, Nasi Jamblang, Nasi Lengko semua disajikan, baik pada saat sarapan di Hotel Grage Sangkan, maupun ketika dijamu dirumah Komandan Pangkalan Angkatan Laut, Mas Deni. Kudapannya, terutama ketan, dibungkus daun pisang semula tidak begitu menarik, tapi kata Diah, ketannya sangat sangat sangat enak. Setelah dicoba, ternyata benar-benar enak.. ketan bertabur bumbu kedelai manis dan pedas.. tidak cukup satu, ternyata 2 bungkus. Bahkan ada yang diam-diam masukin beberapa buah ke dalam tas. Katanya mau dimakan nanti. Selain itu, Nasi Lengko ala Pak Komandan memang enak, ada sate kambingnya pula.. hm.. yummi.

Acara makan malam di hotel, berlangsung dengan meriah, panganan ikan dan udang serta salad dan sop kepiting sangat menggiurkan selera. Semuanya makan dengan “khusuyu” terutama Adri. Bila yang lain sudah selesai makan, dan mulai bernyanyi dan tertawa-tawa, namun Adri tetap “tawadhu dan tumaninah” dengan makanannya.. tak peduli yang lain sorak sorai.. Adri tetap menyantap makanannya dengan sakinah, maksudnya tenang.. Tapi memang acara malam itu seru sekali, apalagi Vidi yang membawakannya. Sampai pegal tertawa.. tidak ada habis-habisnya bahan lelucon, semua tertawa. Ada sumbangan lagu dari Yadi, yang heboh membawakan lagunya Giring Nidji, lalu Dewi yang membawakan lagu Cintaku-Chrisye, terus ada Bunga yang spesial membawakan lagu-lagu Batak, sampai pada ikutan menari Tor-tor. Selain nyanyian, juga ada games beberapa kelompok. Semua ikut bermain.. serrruuuu deh. Tapi semuanya dapat hadiah, baik yang kalah maupun menang.. keluar ruang menenteng hadiah. Ada yang dapat kaos, payung, pisau lipat victorinox, perlengkapan rumah tangga, handuk dll. Hebat, hebat.. Alhamdulillah, terimakasih Chandra atas hadiah-hadiahya..


PRAY



Sewaktu tiba di Cirebon, rombongan langsung ke pusat batik di Kawasan Trusmi. Pilih sana pilih sini. Bagus-bagus. Ciri khas Batik Cirebon adalah Mega Mendung dan Kompeni. Warna-warnanya bagus-bagus.. waktu satu jam dirasakan kurang, lalu ditambah setengah jam lagi untuk memilah dan milih batik-batik yang akan dibeli. Doni membeli kemeja batik, dan langsung dipakai saat itu juga sehabis dicoba, katanya adem. Tosan membelikan batik untuk isteri tercinta, katanya cari kain batik yang warna dasarnya putih, tapi coraknya biru.. akhirnya dapat juga kain batik pilihannya.. Mira beli 8 kain batik dengan warna-warna lembut, katanya kalau pilih batik, cari warna yang netral atau lembut supaya terkesan mahal. Wah klo gitu pilihanku salah ya? motif Mega Mendung warna gonjreng shocking pink, he..he.. tapi saya lihat warna itu cuma satu-satunya di toko tersebut.. cantik juga..



Dari batik Trusmi terus ke kerajian Kerang. Yang ini benar-benar bagus dan wah. Mewah kesannya. Produk lokal kwalitas impor. Ada furniture, meja, kursi lemari, lampu dan perlengkapan rumah tangga lainnya seperti baki, tempat minum, asbak. Foto-foto didalam toko tidak lupa.. maklum gak sanggup beli perabotan ya udah deh mejeng aja dekat barangnya.. Tapi lumayan laku.. Ika dan Mira menyerbu perlalatan rumah tangga, seperti taplak meja kerang, dan baki. Ira, Fetty, Tira dll menyerbu asesoris berupa gelang. Tampak Mitta yang tidak kebagian beli asesoris.. gelang yang ditaksir, sudah keduluan dibeli Ira, lalu kalung yang ditaksir dibeli anaknya Bunga.. "ya udah deh gue ngalah aja.. masa mau rebutan sama anaknya Bunga.. he..he..", begitu katanya.

Dari sana mampir ke Cibulan, tempat pemandian umum bareng dengan ikan, yang dijuluki Ikan Dewa. Dibelakangnya ada kawasan sumber air 7 sumur. Konon siapa yang cuci muka di sana bisa awet muda.. halah.. (?) Iseng-iseng kesana, bersama Doni, Ando, dll lalu nyobain airnya.. wuiih segerr.. Lalu ada Kabul, katanya hati-hati loh. Iya, tenang saja, gak mungkin kita menggadaikan aqidah, tadi cuma numpang cuci muka aja koq, tida ada niatan lain, jawabku. “Oh syukurlah”, kata Kabul.










Tiba di Grage Sangkan Hotel SPA sekitar Pk 15.00. Karuan, yang pertama dituju adalah SPA. SPA adalah Soluse Per Aqua atau Sante Per Aqua yang berasal dari Bahasa Latin, artinya sehat dengan air. Habis lelah jalan-jalan, memang paling enak kalau SPA. Bisa relaks sambil berendam di air hangat, 36 derajat Celcius, yang bersumber dari Mata Air Gunung Ciremai. Seperti Liz Gilbert yang meditasi, disini kita juga “meditasi”, nikmat sekali berendam di Hot Spring Water Ciremai sebuah kolam besar dengan beberapa titik pijatan.






Ikutan seperti Julia Robert.. eh Liz Gilbert yang meditasi di Bali, kita juga meditasi disini sambil mengingat Allah Sang Pencipta. Menurut Deepak Chopra dalam bukunya “Quantum Healing” .. The Mind and Body are Parallel Universe, anything that happen in the mental universe, must leave track in the physical One.. artinya kurang lebih bila ada gangguan mental akan menyebabkan juga gangguan pada raga. Selain untuk relaksasi, juga ada fasilitas untuk kecantikan. Jadi sehabis spa, langsung lanjut Body Scrub dengan Green Tea. Keluar dari ruang spa langsung segaaarr rasanya.



Berdoa dan sholat alias Pray, senantiasa ada dalam perjalanan ini. Alhamdulillah ada Razwan yang biasa dipanggil Ijal senantiasa memimpin kami untuk beroda bersama, dari berangkat, pulang saat makan malam bersama.. Berdoa untuk kita semua, juga untuk teman-teman yang sudah berbaik hati menyelenggarakan acara ini. Ivan, Chandra, Harip, Didin, dan teman-teman semua.. Doa untuk kita bersama. Kabul pun senantiasa mendoakan kita. Sepertinya dia memang menyiapkan waktu khusus jam 3 pagi pasang weker.. untuk sholat dan berdoa.. semoga doa Kabul terkabul. Amiin.



LOVE











Ika dan Yadi, Mungky dan Carinta, Bunga dan Leonita, Yayu dan Ijal

Ada cinta disini.. cinta pada Allah SWT yang telah menganugerahkan begitu banyak kenikmatan. Pemandangan yang indah, suasana yang sejuk dan segar di kaki Gunung Ciremai. Persahabatan yang indah. Rasa sayang dengan teman, ada rasa kebersamaan, ada keceriaan, ada canda tawa..

Di Kereta, Mungky berkisah tentang pernikahan yang sudah 25 tahun.. ada suka dan duka, katanya kesuksesan seorang suami terutama berkat doa sang isteri. Lalu Mira menambahkan bahwa kunci syurga adalah ketika kita mendapatkan Ridhonya Allah melalui Ridhonya suami. Alhamdulillah suamiku baiiikk banget, begitu katanya. Ada pasangan sejak SMA: Bunga dan Leonita, ada Yayu dan Ijal, ada Yadi dan Ika, ada Mungky dan Carinta yang sejak SMA berpacaran hingga kini tetap awet wet sebagai pasangan suami isteri. Tapi ada juga yang cintanya tertinggal di Cirebon.. aduuh.. siapa ya?































Alhamdulillah acara jalan-jalan bisa berlangsung dengan baik dan lancar. Semua senang semua bahagia. Terima kasih untuk yang sudah memfasilitasi acara ini, terutama Octavian yang telah memberikan akomodasi dan transportasi serta penyambutan di rumah Lanal Cirebon, juga Chandra Tirta Wijaya yang sudah memberikan kita hadiah-hadiah serta paket oleh-oleh yang lengkap serta kemudahan lainnya yang tak bisa disebutkan disini satu-satu. Panitya dan yang bersibuk-sibuk : Hari Prasetya, Didien Moerdiono, Vidi Soeprastowo, Agus, dan pantiya lainnya.. Semuanya saling mendukung dan menguatkan. Kompak. Insya Allah berkah. Seperti kata Ketut Liyer dalam Eat Pray Love, “ See you later Alligator”..









Jakarta, 19 Oktober 2010.
Salam,
Meita
Angkatan 84 di acara 34 Blast




BUKA PUASA BERSAMA DI BULAN RAMADHAN




LIBURAN BARENG:
Sukabumi, Pelabuhan Ratu, Arung Jeram Citarik

Wisata Kuliner Yogya-Solo


Yogya is Never Ending, begitu tulisan yang terlihat disebuah papan iklan di pinggir jalan. Wah, tidak kalah dengan slogannya Malaysia yang mengklaim sebagai The Truly Asia. Memasuki Yogya memang ada terkesan setangkup rindu yang kini terobati.. persis seperti Katon dan teman-temannya di Kla Project nyanyikan, Yogyakarta. “Pulang ke kotamu ada setangkup haru dalam rindu.. “.



Sabtu, 24 Januari 2009. Tiba di Bandara Adi Sucipto, pukul 8.30. Masih pagi, karena pesawat kami berangkat dari Jakarta, pukul 6 pagi. Peserta wisata kuliner ada 10 orang, yakni Hari, Didien, Tira, Dewi, Tosan, Hanum, Rina, Diah dan saya (Meita). Kemudian menyusul Handoyo yang memang bermukim di Solo. Senangnya berkumpul dan jalan bareng dengan teman SMA. Padahal sewaktu di sekolah dahulu kami tidak akrab, bahkan ada yang kurang kenal.. maklum, sekolah kami dahulu muridnya banyak. Namun setelah reuni, kami jadi akrab dan dekat satu sama lain. Itulah makna silaturahim yang terjalin kembali, setelah terputus lebih dari 20 tahun.


Kedai Soto "Pak Martoni"


Dalam perjalanan menuju ke penginapan, tanpa terasa kami belum sarapan, jadi lapar sekali.. saat itu waktu menunjukan pukul 9.00. Mampir ke Kedai Soto Pak Martoni, Jalan Raya Janti 333, Gedong Kuning Depan JEC. Menunya Soto Daging, boleh dengan tambahan perkedel dan jeroan. Enak juga sotonya, karena lapar, jadi langsung habis.. tapi jeroannya gak ada yang sentuh.. he..he.. pada takut kolesterol.. Disambut oleh pengamen “profesional” lagunya enak.. dan suaranya merdu. Ada lagu kesukaan Tosan, “kutertipu, kuterpedaya..oleh tipu muslihatmu.., dst..” Memangnya kenapa Tosan? Kamu tertipu? Lagu itu sering banget dinyanyikannya.. Senang sekali sarapan sambil mendengarkan lagu dari pemusik jalanan. . Tak lupa sebelum pulang foto bareng dengan mereka. Kata Didien, pemain gitarnya ”lucu”!


Sehabis makan, Tosan seperti guide.. menunjuki kita nama jalan dan obyek wisata. Dan ternyata dia ”meracuni” kita untuk mampir di toko perak. Sang penjaga toko sampai kewalahan.. karena semua perhiasan diborong, sampai-sampai sisanya tinggal sedikit, maklum semuanya bagus-bagus.. gak tahan, akhirnya dibeli semua (he..he.. bohong deh).


Rombongan melanjutkan perjalanan ke arah Makam Pahlawan. Tosan yang nyupir mobil memasuki jalan Kusumanegara, “itu taman siswa, itu Pabrik Susu Sari Husada” katanya. “Ingat gak dulu waktu kelas II, kita study tour kesana?” Tanya Tira. Oh iya.. ya.. tentu saja saya ingat. Saya dulu sama Hari satu kelompok, bikin penelitian tentang pengolahan susu.. eh salah, maksudnya minyak kelapa sawit. Lah koq..? Ke pabrik susu, tapi yang ditulis kelapa sawit? He..he.. Sepanjang perjalanan si Dewi nyanyi terus .. kalau dengar lagu dari radio di mobil.. tanda suka cita kali ya ?
..


Minum Es Krim di "Merpati Murni"


Lalu kami mampir di toko roti Merpati Murni. Mau Brunch, Hanum makan bubur candil, katanya enak sekali, gak terasa manis.. dan yang bikin kaget, harganya Cuma 2000 rupiah. Tira, borong roti, katanya murah, satunya cuma 2500, tapi sudah seperti roti yang dijual di cafe atau toko roti di Mall yang ada di Jakarta. Kalau di Jakarta satunya bisa 5000-7500. Isinya macam-macam, ada abon, keju, fla, coklat, pisang, dll, semuanya enak banget. Beli 30.000 isinya sudah macam-macam.. seru deh. Lalu tidak lupa minum es krim. Kata Hari, “es disini enak banget”, ternyata benar loh !


"Roemah Eyang"


Akhirnya, tibalah rombongan di Roemah Eyang, penginapan kelas melati tapi seperti hotel butik., resik dan apik. Pokoknya ok deh. Yang penting, nyaman dan bersih.. begitu sampai.. langsung foto, taruh barang sebentar, lalu pergi lagi.. kali ini menuju Kaliurang.



Tiba di kawasan Kaliurang sudah siang pukul 14, “terpaksa” makan siang dahulu di Boyong Kalegan. Resotoran ala kuring.. dengan danau buatan dan rumah-rumah ijuk. Makan ikan gurame. Ikan kecil-kecil (aduuh lupa namanya, kalau gak salah Ikan Wedar?), sayur kangkung, dll. Hmm, lezat. Sambil makan siang, wajah Hanum, Diah dan aku dilukis. Hasil lukisannya... wah jangan dilihat deh, malu..!


Ullen Sentalu Garden
Waktu menujukkan pukul 15.30. lalu kami menuju Ullen Sentalu, Museum Kebudayaan Jawa yang terletak di Kaliurang Yogyakarta. Setiba disana, nyaris tutup, karena museum buka sampai pukul 16.00. Dengan harga tiket Rp 25.000, kita bisa melihat sebuah jendela warisan kekayaan budaya dan sejarah. Bukti peradaban Jawa yang diwakili oleh Kerajaan Mataram. Lukisan-lukisan cantik dan batik terpampang selayaknya gallery. Sungguh indah. Namun sayang, sewaktu tiba disana hujan, sedangkan untuk ke beberapa bagian gedung harus melewati jalan keluar yang tak beratap, sehingga kami berlari-lari sambil kehujanan. Yang seru adalah tour guidenya, namanya kalau tidak salah Mbak Ida. Lucu banget.. benar-benar bikin orang tertawa.. wajah dan penampilannya kocak, cara menyampaikannya juga bikin orang geli. Dia buat istilah top markotop (maksudnya top banget gitu), terus bilang oke jadi occe.. Kata Hari penampilannya mirip ibunya Bart Simson.. he..he.. Tapi kami salut sekali dengan si mbak tadi, pengetahuan sejarahnya dan urut-urutan raja, ratu, isteri, selir, dll hafal diluar kepala. (yah terang saja namanya guide..). Sayang kami tidak boleh mengambil foto di dalam museum.



Masih di kawasan Kaliurang, dari musem kami mampir ke warung kopi untuk makan jadah tempe di Warung Jadah Tempe Mbah Carik. Makanan ini benar-benar antik, seperti ketan, tapi dalamnya tempe. Sambil minum wedang jahe atau jeruk hangat. Ennakk deh. Mana habis kehujanan, baju basah.. rasanya nikmat minum yang hangat-hangat.. Gak lupa setelah itu foto-foto.. tettepp !


Yang juga tidak boleh ketinggalan adalah belanja. Kalau yang ini jagonya Tira deh. Dia paling pintar memilih mana yang bagus, mana yang cocok dan kalau di pasar juga pintar menawar. Lalu mampirlah rombongan ke Mirota yang masih terletak di Kawasan Kaliurang.. Pilih-pilih batik hingga lewat waktu Maghrib.


Antri, Gudeg Permata
Malam hari, kami melanjutkan wisata kuliner. Gak sah, kalau ke Yogya gak makan gudeg. Jadi.. tentu saja kami kejar gudeg yang paling enak sedunia ? yakni Gudeg Permata di Jalan Gajah Mada, depan Bioskop Permata. Jangan membayangkan restoran yang mewah disini syukur-syukur bisa duduk di dalam tenda, karena yang makan banyak.. sebagian besar bahkan duduk lesehan di emperan toko. Bersyukur kami datang lebih awal, sebelum pk 21.00 (buka jam 9 malam). Jadi masih dapat tempat duduk di dalam tenda. Dan benar enakk banget.. bumbunya banyak, dan sambel goreng kreceknya itu mantep deh.. Kata Tosan, gudeng ini langganannya Katon, kalau ke Yogya dia selalu mampir kesini.


25 Januari 2008, rencananya hari ini akan pergi ke Solo. Tira dan Hari ingin sekali makan SGPC. Awalnya saya bingung, apaan sih itu? Oalah, gak tahunya Sego Pecel. Jadi, dalam perjalanan ke Solo, rombongan mampir dahulu untuk sarapan SGPC Bu Wiryo 1959 di Jalan Agro CT VIII Klebengan, yang katanya melayani UGM sejak tahun 1959. Wah berarti sang doktor atau profesor dari UGM termasuk “alumninya” si mbok ya? Tapi memang enak.. bumbu kacangnya tuh ‘medok’ banget. Dan sayur rebusannya masih segar2, ditambah tempe, krupuk dan minum juice tomat atau juice jeruk..hmm enak deh.


SOLO
Perjalanan ke Solo kurang lebih 2 jam. Memasuki wilayah Klaten hujan turun lumayan lebat. Di Solo. Kami menjemput Handoyo, dulu waktu SMA pernah ikut vocal group yang ikut meramaikan acara peresmian SMA 34 Filial menjadi SMA 66 di Jalan Bango Pondok Labu. Handoyo didampingin isteri dan anaknya. Di Solo, kami mampir di Pusat Grosir Solo, ramai sekali, parkir penuh. Didalam gerah rasanya. Tapi belanja ternyata jalan terus. Berburu batik lawas.. dapat 2 potong blus dengan harga Cuma Rp 50.000. Lumayan keren..



Di Solo, kami juga mampir ke toko oleh-oleh Mandarijn, borong kue lapis dll, terus mampir minum es krim di Toko Es Krim Tentrem di Jl Urip Sumoharjo. Fruit Cake Ice Cream dan Banana Splitnya.. enak deh.. segarr, Hari dan Tosan pesan Coffee with rum and cream.. hmm..


Nah, tibalah saatnya makan “siang” yang sebenarnya sudah sore. Waktu menunjukkan pukul 16.30 sore. Bebek Goreng Slamet di Sedahromo Lor, Kartasura, sudah menanti. Setiba disana Didien yang ingin segera pesan dicuekin oleh sang penjual. “Kenapa sih orangnya cuek banget?” tanyanya. Ternyata restonya baru buka pk 17.. oalah pantas saja mereka belum mau meladeni kami. Setelah pesanan makanan terhidang semua.., ya ampun ini benar-benar ennakk deh. Tira bilang, “Top Markotop” meniru ucapan si Mbak Ida, tour guide kemarin di museum. Didien bilang, “kog bisa sih daun pepayanya gak pahit?” Terus kata Diah.. sambalnya mantap pedasnya. Tadinya kami berpikir nasinya gak habis.. biasa pesan setengah. Tapi ternyata satu piring habis bis.. ludes. Masya Allah. Nikmat sekali. Rina terlihat sangat lahap. Hari bilang, katanya kalau wisata kuliner, sebaiknya cuma sekedar icip-icip saja, gak perlu dihabisin, karena banyak makanan yang akan kita jajal, kalau perlu satu piring untuk berdua. Eh.. tapi ternyata dia juga habis.. barangkali kurang malah.. he..he.. Dan yang bikin bingung, murah meriah.. untuk 11 orang, gak sapai 250ribu rupiah !


Dalam perjalanan pulang, semulanya kami ingin beli Abon Varia yang terkenal itu, tapi setiba disana tutup. Kami lupa, besok kan hari raya imlek, jadi beberapa toko terutama yang pemiliknya Orang Cina, tutup tokonya. Di mobil kami sibuk pesan bakpia untuk diantar besok padi. Bakpianya memang enak sekali.. tapi ternyata kami baru tahu, dikardusnya ditulis tersedia di Carrefour, Lebak Bulus. Oalah..


26 Januari 2008, bersdiap-siap untuk pulang ke Jakarta. Koper sudah standby di depan kamar. Jadwal keberangkatan pesawat pk 16.30. tapi pagi hari kami sudah siap untuk mampir terlebih dahulu untuk makan mpek-mpek Nyonya Kamto. Hari yang dahulu sempat kuliah di Yogya bilang, “mpek-mpek ini enak banget, lebih enak dari mpek-mpek Palembang, gue tuh paling penasaran ingin kesini dari kemarin”, katanya. Dan benar enak, ikan tenggirinya terasa banget. sampai pada nambah.. hmm yummi.



Menuju bandara, mampir terlebih dahulu untuk makan siang di Sate podomoro di Jalan Mataram. Hari bilang, dulu rasanya kalau mau makan sate disini mikir dahulu, karena untuk ukuran mahasiswa cukup mahal. “Tapi sekarang sudah gak mikir lagi kan Har?” Hayuk aja.. leker banget.. aduh..


Kami masih punya waktu cukup lama ke Bandara Adi sucipto. Untuk menghabiskan waktu, mampir ke Museum Affandi yang terletak di Jalan Laksda Adi sucipto yang menghubungkan Kota Yogyakarta dan Solo. Letaknya sangat strategis,tidak jauh dari bandar udara dan di tepi sungai Gajahwong. Tiket masuknya Rp20.000/orang. Jam buka dari pk 09.00-16.00. Menempati tanah seluas 3500m2. Teridiri dari 3 galeri. Yang pertama, untuk meuat hasil karya lukisnnya, didalamnya ada mobil Colt Gallant tahun 1976 yang merupakan mobil kesayangannya. Mobilnya bentuknya lucu, dimodifikasi seperti bentuk ikan. Warnyanya kuning. Galeri II, tempat sanggar melukis anak-anak. Galeri III memejang foto keluarganya; hasil sulaman isterinya, Maryati, Lukisan Kartika dan Rukmini. Kami berdecak kagum melihat lukisan beliau.. harganya ada yang ratusan juta.


Setelah puas melihat lukisan lalu menuju bandara. It’s time to say good bye. Yogyakarta memang kagak ada matinye.. is never ending. Begitu kata slogan. Insya Allah, suatu saat kami kembali lagi. Jangan lupa, kata Tira, kalau habis wisata kuliner, setiba di Jakarta harus puasa Senin Kamis, sebagai penyeimbang. Iya deh, ingetin ya Tir.. Sampai jumpa di tujuan wisata berikutnya: Ho Ci Minh ?


Jakarta, 4 Februari 2009
-Meita-


Baca Surat Yassin di pesawat

Di depan pintu masuk "Roemah Eyang"


Di Kaliurang, yang potret Hari


  • SMA 34

    SMA 34

    Angkatan 84

    Angkatan 84